Skip to main content

Guru TIK diKelas dalam Implementasi Kurikulum 2013

Guru TIK diKelas dalam Implementasi Kurikulum 2013
Aufa Almaqoshid
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
aufaalmaqoshid@gmail.com

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 68 Tahun 2014 tentang peran guru TIK dan KKPI dalam implementasi kurikulum 2013 mengaskan arti pentingnya peran guru TIK dan guru KKPI. Agar tugas guru TIK dan guru KKPI dapat terealisasikan dengan baik, diperlukan pemahaman yang sama dari berbagai pihak yang berpekepentingan tentang pemenuhan beban untuk guru TIK dan KKPI.
Di dalam struktur Kurikulum 2013 sendiri disebutkan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak lagi termasuk sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Hal ini tentu saja merisaukan guru maupun calon guru TIK tentang masa depannya. Padahal jika ditilik kembali perubahan lingkungan luar dunia pendidikan mengharuskan dunia pendidikan memikirkan bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satunya teknologi informasi dan komunikasi yang sangat mempengaruhinya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies Baswedan dengan tegas mengatakan “Jangan buat Indonesia sebagai negara konsumtif. Namun jadikan Indonesia memiliki peranan penting dalam TIK” (Replubika.co.id, 2014). Dari pernyataan tersebut tersirat makna yang memaksa guru untuk berfikir kreatif dalam menghadapi setiap keadaan, termasuk ketika TIK dihapuskan dalam mata pelajaran. Dalam prakteknya pemerintah tidah sepenuhnya melepas guru TIK, meskipun tidak tercantum sebagai mata pelajaran, namun ketrampilan TIK mutlak digunakan untuk kelancaran proses pembelajaran.
Ungkapan ini sejalan dengan pernyataan Direktur Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Menengah, Haris Iskandar yang mengatakan meski mata pelajaran TIK dihapus, namun eksistensi guru TIK tidak menganggur, salah satunya membantu siswa dan guru mata pelajaran yang lain membuat materi ajar (Sri, 2013). Sesuai dengan pernyataan tersebut, maka tidak akan terjadi pengurangan ataupun pemutusan kewajiban mendidik oleh para Guru mata pelajaran TIK, karena guru TIK tetap dibutuhkan dan berperan penting dalam proses pembelajaran didalam kelas
Pemanfaatan TIK Sebagai Media Pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi pada zaman sekarang telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan internet sebagai salah satu temuan terpenting abad ini telah menyebabkan macam-macam perkembangan teknologi dalam usaha untuk menghasilkan informasi, kapanpun, di manapun dan dengan peralatan teknologi apapun. (Wahid, 2007)

Studi yang dilakukan oleh Center for Applied Special Technology (CAST), bahwa pemanfaatan internet dan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran menunjukan hasil yang positif terhadap hasil belajar siswa. Melalui konsep penemuan lingkungan belajar (discovery learning environments), diharapkan siswa mampu menemukan lingkungan belajar yang dapat mereka kendalikan sendiri. Di sisi lain pembelajaran dengan dukungan TIK memungkinkan peserta didik menghasilkan karya-karya baru yang orisinil, memiliki nilai tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK, peserta didik akan memperoleh berbagai informasi secara luas dan mendalam, sehingga meningkatkan wawasan. (Patmanthara, 2006)
Mengingat semakin derasnya arus informasi dan tuntutan jaman, kecil kemungkinan guru menjadi satu-satunya sumber belajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam satuan pendidikan, guru memiliki peranan yang strategis. Oleh karena itu penggunaan TIK di sekolah hendaknya dimulai dari guru. Selain sebagai gudang ilmu, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran bisa juga berupa alat bantu pembelajaran dan fasilitas pebelajaran. Optimalisasi pemanfaatan TIK ini akan memberikan sumbangsih besar dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang cerdas dan kompetitif melalui pembangunan masyarakat berpengetahuan. (Mulyasa, 2014)
Perubahan Peranan Guru (Pola Pembelajaran)
Didalam era modern saat ini, guru dituntut untuk melek akan teknologi informasi dan komunikasi,  artinya guru tidak cukup hanya meningkatkan pengetahuan saja, tapi dilengkapi dengan kemampuan kreatif dan kritis, berkarakter kuat (bertanggung jawab, sosial, toleran, produktif dan adaptif), selain itu seorang guru juga wajib untuk meningkatkan ketrampilan individu dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Adanya perkembangan TIK menyebabkan banyak terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran, dari yang dianggap sesuatu yang sulit dan berat menjadikan pembelajaran seakan menjadi suatu proses yang alami.
Perubahan dan penyempurnaan pola pikir dalam kurikulum 2013 sesuai dengan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 69 tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1) Pola pembelajaran berpusat pada guru (teacher`s centered) berubah menjadi pembelajaran berpusat pada siswa (student`s centered); 2) Pola pembelajaran satu arah (guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam dan sumber/media belajar lainnya); 3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pola pembelajaran berbasis jaringan artinya  dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dimana saja; 4) Pola pembelajaran pasif menjadi pola pembelajaran aktif dan kritis; 5) Pola pembelajaran sendiri menjadi kelompok/tim; 6) Pola pembelajaran tunggal menjadi pola pembelajaran multi media; 7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi pola pembelajaran  berbasis keutuhan (Narwianta, 2014)
Peran Guru TIK dalam Implementasi Kurikulum 2013
Untuk menjadikan suasana pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) menuntut guru untuk memberdayakan seluruh sumber daya di sekolah, salah satunya TIK. Peran guru TIK garis besar sudah tersirat dalam Permendikbud Nomor 68 tahun 2014 tentang peran guru TIK dalam Kurikulum 2013. Guru TIK berperan sebagai berikut:  a) membimbing peserta didik pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah. b) memfasilitasi sesama guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah, c) memfasilitasi tenaga kependidikan pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK. (Kristanto, 2014)

Daftar Pustaka
Mulyasa, H. E. (2014). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syaad, Patmanthara. (2006). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pengembangan Pembelajaran Melalui Web Sekolah. Jakarta: Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan DEPDIKNAS.
Replubika. (2014, 26 Desember). Mendikbud Minta Guru TIK Jadikan Indonesia Tuan Rumah Teknologi. Diakses pada tanggal: 24 November 2015, dari : m.replubika.co.id/berita/pendidikan/education/14/12/26/nh5jur-mendikbud-minta-guru-tik-jadikan-indonesia-tuan-rumah-teknologi/.
Sri. (2013, 19 Maret). Pusat Teknologi Pendidikan. Diakses pada tanggal : 24 November 2015, dari : www.srie.org/2013/03/pusat-teknologi-pendidikan-solusi.html?m=1/.
Wahid, Fathul. (2007). Teknologi Informasi dan Pendidikan. Yogyakarta: Ardana Media.
Narwianta (2014, 27 Maret) Kurikulum 2013 dan Pergeseran Peran Guru. Diakses pada tanggal: 24 November 2015, dari: http://bangka.tribunnews.com/2014/03/27/kurikulum-2013-dan-pergeseran-peran-guru

Kristanto, Eko Budi. (2014, 21 Juli) Permen Guru TIK dan KKPI dalam Implementasi Kurikulum 2013. Diakses pada tanggal: 24 November 2015, dari: http://fxekobudi.net/tik-di-sekolah/permen-guru-tik-dan-kkpi-dalam-implementasi-kurikulum-2013/

Comments

Popular posts from this blog

Model-Model Pembelajaran Berbasis Komputer

Oleh Linda Nurul Khusna h / lindatp040@gmail.com 1.       Model Drills (Latihan) Model drills adalah suatu model pembelajaran yang di rancang untuk melatih siswa tentang bahan pelajaran atau materi pembelajaran yang sudah diberikan atau di jelaskan oleh guru. Dalam model ini siswa diberi sebuah permasalahan atau pertanyaan-pertanyaan  yang harus di pecahkan oleh siswa, kemudian komputer akan memberikan respon atau memberikan umpan balik kepada siswa atas jawaban yang telah diberikan oleh siswa. hal ini bertujuan untuk melatih siswa agar mengerti  terhadap bahan pelajaran yang telah di ajarkan oleh guru mata pelajaran. Dengan model drills ini siswa dilatih terus menerus dan untuk meningkatkan kemahiran siswa sehingga siswa akan lebih muda memahami materi yang di ajarkan oleh guru. Model ini menggunakan prinsip latihan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan bagi siswa, siswa diharapkan akan ingat terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Model ini h

Konsep, Fungsi, dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web

Konsep, Fungsi, dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web Oleh Joko Wiyono Jokopoyeng15@gmail.com      Bahan ajar berbasis adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Bahan ajar sering juga disebut bahan ajar berbasis internet   atau bahan ajar online. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web, yakni: menyajikan multimedia, menyimpan, mengolah, dan menyajikan informasi dan hyperlink. Karena sifatnya online, maka bahan ajar berbasis web mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan karakteristik web itu sendiri. Salah satu karakteristik yang paling menonjol adalah adanya fasilitas hyperlink. Hyperlink memungkinkan sesuatu subjek ngelink ke subjek lain tanpa ada batasan fisik dan geografis, selama subjek   yang bersngkutan tersedia pada web. Dengan adanya fasilitas hyperlink maka sumber belajar menjadi sangat kaya. Search engine sangat membantu untuk mencari subjek yang dapat dijadikan link.

Desain Laboratorium Sekolah

DESAIN LABORATORIUM SEKOLAH Oleh Arum Khasanah   arumkhasanahTP14@gmail.com Proses   pendidikan   dan   pembelajaran   di   sekolah   memerlukan   dukungan   sarana   dan prasarana   yang   memadai   agar   dapat   berjalan   dengan   baik. Berbagai cara dilakukan oleh guru ataupun pihak sekolah untuk selalu meningkatkan serta mendukung proses belajar siswa yang lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau proses belajar, salah satunya yang terkait dengan pusat sumber belajar, media belajar dan tempat belajar yang layak. Berbagai fasilitas yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar  salah satunya adalah laboratorium. Laboratorium sangat diperlukan sebagai sarana ataupun prasana oleh pihak sekolah sebagai tempat pembelajaran untuk siswa melakukan eksperimen dan kegiatan praktik secara langsung, sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya (Kurniawan, Deni, dkk, 2013). Laboratorium harus dilestarikan dan dikelola oleh pih