Rizki Dinda Safitri
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
rizkidindasafitri05@gmail.com
Teknologi sudah sejak
lama tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. Bagaikan dua sisi mata
uang, keduanya tidak dapat dipisahkan sebagai satu kesatuan yang berbeda.
Sebagai penunjang dari proses pembelajaran, adanya teknologi pun sangat
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih maksimal. Proses
pembelajaran memang tetap dapat terjadi tanpa adanya bantuan teknologi, namun
pastilah akan banyak ditemukan keterbatasan-keterbatasan dalam proses
pembelajaran tersebut. Adapun keterbatasan yang dimaksudkan disini adalah
keterbatasan-keterbatasan yang timbul dalam proses pembelajaran pada umumnya,
yaitu proses pembelajaran yang dilakukan dengan tatap muka secara langsung.
Berangkat dari hal
tersebut, kemudian disusunlah suatu metode pembelajaran baru yang disebut
sebagai Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Moore (dalam Lukiyadi, 2012),
mendefinisikan Pendidikan Jarak Jauh sebagai sekumpulan metode pengajaran di
mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.
Pemisahan antara aktivitas pengajaran dan aktivitas belajar tersebut dapat
disebabkan karena berbagai hal, misalnya karena peserta didik yang tempat
tinggalnya jauh dari institusi pendidikan, ada pekerjaan yang tidak dapat
ditinggalkan, keadaan fisik yang kurang memungkinkan untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran di institusi tersebut, dan sebagainya.
Penyelenggaraan PJJ di
Indonesia pertama kali dilaksanakan pada tahun 1997 untuk jenjang pendidikan
dasar melalui SMP Terbuka. Kemudian pada tahun 1984, PJJ dikembangkan pada
jejang pendidikan tinggi dengan mendirikan Universitas Terbuka (UT), dan pada
tahun 2002 barulah metode PJJ diselenggarakan untuk jejang pendidikan menengah
melalui SMU Terbuka (Farisi, 2012). Proses pembelajaran yang diterapkan dalam
PJJ sebenarnya sama seperti pendidikan konvensional pada umumnya, hanya saja
proses pembelajarannya dirubah menjadi digital melalui media internet.
Salah satu faktor
mengapa PJJ dapat di terima dalam dunia pendidikan ialah tingkat fleksibilitas
metode pembelajaran ini yang sangat tinggi untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan
yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan secara langsung melalui tatap muka
di ruang kelas. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan dalam
PJJ dilakukan melalui internet, audio, video, serta teknologi komputer pendukung.
Sailah (2011), mengemukakan bahwa pelaksanaan PJJ didasari pada tiga prinsip
utama, yaitu akses, pemerataan, dan kualitas.
Akses
Keinginan untuk
meningkatkan akses terhadap pendidikan menjadi pemicu utama penyelenggaraan PJJ
dalam dunia pendidikan. Dibantu dengan kemajuan bidang TIK, PJJ sebagai salah
satu metode pendidikan menjadi sangat fleksibel untuk digunakan sehingga dapat
meningkatkan keterbukaan pendidikan, meminimalkan keterbatasan waktu, tempat
dan keadaan geografis setiap orang untuk memperoleh pendidikan.
Pemerataan
Karakteristik PJJ yang
fleksibel membuka akses bagi banyak orang untuk dapat memperoleh pendidikan.
Dengan adanya PJJ, setiap orang dapat memperoleh pendidikan berkualitas tanpa
harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, serta kehilangan kesempatan
berkarir.
Kualitas
Pembelajaran yang
dilaksanakan dalam PJJ dikemas dalam bentuk standar untuk didistribusikan
menggunakan berbagai peralatan TIK. Untuk mencapai kualitas yang maksimal,
pengajar dikumpulkan untuk mengembangkan materi pembelajaran yang berkualitas
kemudian dikemas dalam bentuk digital untuk didistribusikan ke berbagai pelosok
daerah. Hal ini pun menjamin terjadinya pemerataan akses terhadap pendidikan
berkualitas lintas ruang, waktu, serta keadaan geografis.
Warsita (2014), membagi
pola pembelajaran yang diterapkan dalam PJJ menjadi empat bentuk, yaitu:
Belajar mandiri
(independent learninng)
Kegiatan belajar mandiri
sering kali dikaitkan dengan Pendidikan Jarak Jauh mengingat sistem Pendidikan
Jarak Jauh dilakukan dengan menggunakan konsep belajar mandiri. Dalam sistem
Pendidikan Jarak Jauh, sebagian besar kegiatan belajar yang dilakukan oleh
peserta didik dilakukan secara mandiri dengan bimbingan yang terbatas dari
pendidik.
Kegiatan belajar
kelompok
Kegiatan belajar kelompok
dalam Pendidikan Jarak Jauh sendiri dilakukan untuk melatih kemandirian, rasa
kebersamaan, serta kemampuan analisis peserta didik. Disini, peserta didik
diminta untuk membahas dan mendiskusikan materi yang sulit dalam pembelajaran
mandiri serta menyaksikan materi pembelajaran melalui video atau audio,
kemudian paserta didik diminta untuk membuat laporan hasil analisinya. Dengan
begitu, pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih interaktif karena peserta
didik dapat mengatur sendiri pola pembelajarannya.
Kegiatan tutorial
Kegiatan tutorial yang
dimaksudkan disini adalah adanya seorang tutor sebagai pembimbing proses
pembelajaran. Walaupun dituntut untuk mandiri, proses pembelajaran yang
dilakukan dalam PJJ juga memerlukan pembimbing walaupun sifatnya virtual
atau maya melalui video maupun teleconference.
Layanan dukungan belajar
(learner support)
Dukungan belajar bagi
peserta didik jarak jauh (learner support) diberikan sebagai bantuan dalam
proses pembelajaran dengan menyediakan kesempatan peserta didik untuk dapat
berkomunikasi dua arah. Disini, peserta didik mendapat kesempatan mengenai
haknya akan dukungan belajar serta kemudahan untuk mengakses layanan dukungan
belajar yang dapat memfasilitasi kegiatan pembelajarannya. Adapun dukungan
belajar itu sendiri berupa berbagai bentuk teknologi yang dapat dapat
mempermudah pelaksanaan PJJ.
PJJ merupakan metode
alternatif yang dapat digunakan sebagai penyelesesaian
keterbatasan-keterbatasan yang timbul dalam proses pelaksanaan pendidikan. PJJ
menjadi solusi pemerataan kesempatan pendidikan bagi setiap orang walaupun
terbatas ruang, waktu, maupun letak geografis karena pada dasarnya setiap orang
memiliki hak yang sama dalam hal pendidikan.
Daftar Referensi:
Farisi, Mohammad Imam.
(2012). Konsep Belajar Jarak Jauh dan Aplikasinya. Diunduh dari
https://utsurabaya.files.wordpress.com/2012/06/sbjj2.pdf pada 28 November 2015.
Lukiyadi. (2008).
Efektivitas Sistem Belajar Jarak Jauh Dalam Penyelenggaraan Program Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Diunduh dari https://utsurabaya.files.wordpress.com/2010/08/lukiyadi.pdf
pada 28 November 2015.
Warsita, Bambang.
(2014). Pola Kegiatan Pembelajaran dalam Pendidikan Jarak Jauh. Diunduh dari
http://jurnalteknodik.kemdikbud.go.id/index.php/Teknodik/article/view/108/111
pada 28 November 2015.
Sailah, Ilah. (2011).
Panduan Penyelenggaraan Model Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh di Perguruan
Tinggi. Diunduh dari http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PanduanPJJ-2011.pdf pada
28 November 2015.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete