Skip to main content

Pengembang Teknologi Pembelajaran

Pengembang Teknologi Pembelajaran
Oleh : Rizki Barokah / rizkibarokah607@gmail.com

Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting untuk menjalani kehidupan. Karena dengan pendidikan manusia akan menjadi manusia yang bermartabat dan berguna bagi orang lain. Nah untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya inovasi-inivasi baru di dalam dunia pendidikan, salah satunya di bidang teknologi. Maka dari itu dibutuhkan seorang pengembang teknologi pembelajaran yang handal yang nantinya dapat berkontribusi lebih melalui dunia pendidikan. Karena seorang teknologi pembelajaran diibaratkan seperti dokternya pendidikan yang nantinya akan mengobati kerusakan di dunia pendidikan. Dengan cara membuat media-media yang bak untuk diajarkan.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) dalam bukunya Prof. Yusuf Hadi Miarso yang berjudul Menyemai Benih Teknologi Pendidikam “Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu, karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, dan lebih sejahtera. Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Sedangkan mengenai pembelajaran, pembelajaran telah berlangsung sejak awal peradaban dan budaya manusia. Jika kita berpegangan kepada konsep teknologi sebagai cara dan pendidikan telah berlangsung sejak peradaban manusia, maka awal tumbuhnya teknologi pembelajaran dapat dikatakan telah ada sejak zaman dahulu, diamana orang tua mendidik anaknya dengan cara memberi pengalaman serta memanfaatkan lingkungannya.

Teknologi pembelajaran sebagai suatu disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika Serikat. Meskipun demikian menurut beberapa penulis Amerika Serikat diakui bahwa para pendahulu atau nenek moyang teknologi pembelajaran kebanyakan berasal dari luar Amerika Serikat. Gerakan untuk mengembangkan teknologi pembelajaran sebagai bidang kajian di Amerika Serikat dimotori oleh James D. Finn (1915-1969), Finn dianggap sebagai bapak teknologi pembelajaran. Menurut Finn,“tahun 1920-an adalah awal perkembangan teknologi pembelajaran”.
            Teknologi pembelajaran semula hanya dilihat sebagai teknologi pembelajaran, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat bantu audio-visual. Namun akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan profesi.
Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963
komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna menendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh oang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemaanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistempembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.”
            Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/2/M.PAN/3/2009 : Pengembang Teknologi Pembelajaran adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengembangan teknologi pembelajaran yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Pengembangan teknologi pembelajaran adalah suatu proses analisis, pengkajian, perancangan, produksi, penerapan dan evaluasi sistem/model teknologi pembelajaran.
            Jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran termasuk dalam rumpun pendidikan lainnya. Jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pengembangan teknologi pembelajaran pada instansi pemerintah, yang biasanya hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil.
            Teknologi Pembelajaran adalah suatu bidang yang secara sistematik memadukan komponen sumberdaya belajar yang meliputi : orang, isi ajaran, media atau bahan ajar, peralatan, teknik dan lingkungan, yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
            Tugas pokok Pengembang Teknologi Pembelajaran adalah melaksanakan analisis dan pengkajian sistem/model teknologi pembelajaran, perancangan sistem/model teknologi pembelajaran, produksi media pembelajaran, penerapan sistem/model dan pemanfaatan media pembelajaran, pengendalian sistem/model pembelajaran, dan evaluasi penerapan sistem/model dan pemanfaatan media pembelajaran.
            Instansi Pembina jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran adalah Departemen Pendidikan Nasional. Instansi Pembina wajib melaksanakan tugas pembinaan antara lain : (a) penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran, (b) penyusunan pedoman formasi jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran, (c) penetapan standar kompetensi jabatan fungsional  pengembang teknologi pembelajaran, (d) pengusulan tunjangan jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran, (e) sosialisasi jabatan fungsional PTP, (f) penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan funsional/teknis PTP, (g) melakukan monitoring dan evaluasi fungsional jabatan PTP.
            Namun sayangnya jabatan fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran belum ada undang-undang khusus seperti jabatan fungsional Bimbingan dan Konseling. Seharusnya terdapat undang-undang yang mewajibkan seperti jabatan fungsional Bimbingan dan Konseling, sehingga setelah lulus nantinya Sumber Daya Manusia Pengembang Teknologi Pembelajaran memiliki arah yang jelas. Karena jika dilihat dari fungsinya sebenarnya seorang Pengembang Teknologi Pembelajaran memiliki peran yang penting dalam dunia pendidikan. Dan ini merupakan salah satu upaya untuk memajukan pendidikan. Maka dari itu perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak supaya ada usaha konkret yang dilakukan bersama untuk memperjuangkan hal ini.
Sumber referensi :
Seels, B. B., & Richey, R. C..1994.Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya, Washington, DC : Association for Educational Communications and Technology.
Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemahi Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Artikel Jurnal M. Setyarini berjudul “Tinjauan Tentang Penelitian Bidang Teknologi Informasi (TI) dalam Pendidikan : Arah, Teori dan Metodologi.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/2/M.PAN/3/2009







Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Model-Model Pembelajaran Berbasis Komputer

Oleh Linda Nurul Khusna h / lindatp040@gmail.com 1.       Model Drills (Latihan) Model drills adalah suatu model pembelajaran yang di rancang untuk melatih siswa tentang bahan pelajaran atau materi pembelajaran yang sudah diberikan atau di jelaskan oleh guru. Dalam model ini siswa diberi sebuah permasalahan atau pertanyaan-pertanyaan  yang harus di pecahkan oleh siswa, kemudian komputer akan memberikan respon atau memberikan umpan balik kepada siswa atas jawaban yang telah diberikan oleh siswa. hal ini bertujuan untuk melatih siswa agar mengerti  terhadap bahan pelajaran yang telah di ajarkan oleh guru mata pelajaran. Dengan model drills ini siswa dilatih terus menerus dan untuk meningkatkan kemahiran siswa sehingga siswa akan lebih muda memahami materi yang di ajarkan oleh guru. Model ini menggunakan prinsip latihan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan bagi siswa, siswa diharapkan akan ingat terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Model ini h

Konsep, Fungsi, dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web

Konsep, Fungsi, dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web Oleh Joko Wiyono Jokopoyeng15@gmail.com      Bahan ajar berbasis adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Bahan ajar sering juga disebut bahan ajar berbasis internet   atau bahan ajar online. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web, yakni: menyajikan multimedia, menyimpan, mengolah, dan menyajikan informasi dan hyperlink. Karena sifatnya online, maka bahan ajar berbasis web mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan karakteristik web itu sendiri. Salah satu karakteristik yang paling menonjol adalah adanya fasilitas hyperlink. Hyperlink memungkinkan sesuatu subjek ngelink ke subjek lain tanpa ada batasan fisik dan geografis, selama subjek   yang bersngkutan tersedia pada web. Dengan adanya fasilitas hyperlink maka sumber belajar menjadi sangat kaya. Search engine sangat membantu untuk mencari subjek yang dapat dijadikan link.

Desain Laboratorium Sekolah

DESAIN LABORATORIUM SEKOLAH Oleh Arum Khasanah   arumkhasanahTP14@gmail.com Proses   pendidikan   dan   pembelajaran   di   sekolah   memerlukan   dukungan   sarana   dan prasarana   yang   memadai   agar   dapat   berjalan   dengan   baik. Berbagai cara dilakukan oleh guru ataupun pihak sekolah untuk selalu meningkatkan serta mendukung proses belajar siswa yang lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau proses belajar, salah satunya yang terkait dengan pusat sumber belajar, media belajar dan tempat belajar yang layak. Berbagai fasilitas yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar  salah satunya adalah laboratorium. Laboratorium sangat diperlukan sebagai sarana ataupun prasana oleh pihak sekolah sebagai tempat pembelajaran untuk siswa melakukan eksperimen dan kegiatan praktik secara langsung, sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya (Kurniawan, Deni, dkk, 2013). Laboratorium harus dilestarikan dan dikelola oleh pih