Penerapan Blended Learning
Oleh : Ade
Irmasari
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Diera globalisasi ini teknologi yang
semakin canggih memberikan akses yang memudahkan siapapun dalam menggunakan
atau memanfaatkan teknologi tersebut. Adanya perkembangan teknologi ini
menuntut pemuda-pemuda Indonesia yang nantinya sebagai pemuda penerus
perjuangan negeri ini agar tidak tertinggal dengan perkembangan zaman dan mampu
menyaingi keunggulan negera-negara asing diluar sana. Hal ini jelas memberikan pengaruh
yang cukup besar terhadap beberapa sektor di Indonesia, termasuk dalam sektor
pendidikan. Dalam sektor pendidikan ada berbagai macam metode pembelajaran yang
dapat diterapkan guna memberikan pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif
dan efisien. Salah satu metode
pembelajaran tersebut yaitu adanya metode pembelajaran blended learning.
Bleanded Learning merupakan kombinasi metode pembelajaran yang
menggabungkan sistem pembelajaran berbasis kelas (face to face) dan
pembelajaran yang berbasis e-learning (Mason dan Frank Rannie, 2010).
Pembelajaaran berbasis kelas atau metode konvensional merupakan metode dimana
seorang guru menjadi fasilitator dan disini guru dianggap menjadi orang yang
serba tahu dan berkewajiban menyalurkan ilmunya. Sedangkan untuk pengertian
e-learning itu sendiri merupakan suatu metode
pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika dan
siswa disini dijadikan sebagai focus utama untuk belajar mandiri dan bertanggungjawab
atas tugas yang diberikan (kompas.com). Berikut beberapa langkah atau tahapan
dalam merancang dan menyelenggarakan metode blended learning menurut Steve
Slemer (2005) dan Soekartawi (2005) dalam (academia.edu) adalah sebagai berikut
(a) menetapkan macam dan materi bahan ajar; (b) menetapkan rancangan dari
blended learning yang akan digunakan; (c) menetapkan platform dari on-line
learning; (d) melakukan uji terhadap rancangan yang akan dibuat; (e) menyelenggarakan
blended learning dengan baik dengan cara menyiapkan tenaga pengajar yang ahli
dalam bidang tersebut; (f) menyiapkan bahan untuk melakukan evaluasi
pelaksanaan Blended Learning.
Dalam metode e-learning ada beberapa
platform yang digunakan dalam pembelajaran untuk menunjang pembelajaran
e-learning ini diantaranya yaitu (1) Virtual learning environment (VLE) yang
menyediakan fasilitas-fasilitas untuk menyajikan konten, komunikasi online,
penilaian, dan melacak aktivitas mahasiswa; (2) managed learning environment
(MLE) mencakup keseluruhan jajaran sistem dan proses informasi yang institusi
pendidikannnya bisa digunakan untuk mengelola pembelajaran. Selain itu juga terdapat model-model
e-learning itu sendiri diantaranya (a) synchronous learning dimana pendidik
tidak hadir tatap muka dengan siswa melainkan menggunakan pengajaran online;
(b) self directed learning, pada model ini memungkinkan peserta didik untuk
melakukan pembelajaan secara mandiri dengan mengakses referensi sendiri; (c)
asynchronous, model ini merupakan kombinasi anatar kedua model diatas. Dimana
dalam model ini memungkinkan siswa belajar secara mandiri namun tetap
berkomunikasi dengan teman lain serta pendidik ( Triluqman dan Anis Erfan
Dinarin, 2013).
Dalam (Triluqman dan Anis Erfan
Dinarin, 2013) beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai pembeda anatar
e-learning dengan metode konvensional :
Metode
e-learning
|
Metode
konvensional
|
bergantung
pada motivasi belajar individu
|
Pengajar
berperan untuk memberi motivasi dan membimbing siswanya
|
Tes
dilakukan sesuai dengan kecepatan daya tangkap siswa
|
Tes
dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
|
Perlu
adanya metode inovatif
|
Tersedianya
laboratorium untuk tes dan eksperimen praktek
|
Durasi
pelajaran ditentukan oleh pelajar
|
Durasi
pelajaran telah ditentukan oleh institusi
|
Dari
hal tersebut dapat disimpulkan bahwasanya metode pembelajarn konvensional dan
metode pembelajaran elektronik (e-learning) merupakan dua metode yang memiliki
ciri dan karakteristik yang berbeda. Pada metode konvensional semua pembelajaran sudah diatur oleh
institusi pemerintahan dan pendidik tinggal melaksanakan saja. Sedangkan metode
pembelajaran elektronik (e-learning) merupakan metode penguat dari metode
pembelajaran konvensional (dalam jurnal kurikulum dan pengajaran asia pasifik).
Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri dengan
mencari referensi-referensi pembelajaran yang lebih luas serta belajar mandiri
terhadap tugas yang telah diberikan kepada siswa tersebut.
Perbandingan dari hasil belajar
menggunakan metode konvesional dengan metode e-learning ini diantaranya yaitu
(1) siswa cenderung kurang berani mengajukan pendapatnya karena hanya
memperoleh informasi dari satu sumber saja sedangkan pada metode e-learning ini
karakter siswa dibentuk untuk lebih mandiri, dan dibuktikan dengan keaktifan
siswa dalam mencari referensi lain selain referensi dari guru dan kemudian
didiskusikan dengan teman yang lain; (2) dalam metode konvesional siswa
cenderung hanya mendengarkan saja sedangkan pada e-learning siswa juga dituntut
untu mampu menganalisanya; (3) siswa lebih berpusat pada informasi yang
diberikan guru sedangkan pada metode e-learning siswa lebih aktif untuk mencari
informasi lain dan kemudian dianalisis untuk dicari kebenaran dan korelasinya (penerapan
blended learning dalam pendidikan biologi).
Namun demikian, metode blended
learning ini dirasa masih sulit untuk diterapkan di Indonesia. Hal terebut
terjadi karena beberapa faktor diantaranya belum memahami cara penggunaan
teknologi atau sering disebut dengan (gaptek), kurangnya rasa antusiasme dalam
penggunaan metode ini, terbatasnya jaringan internet, ketersediaan komputer
serta dikarenakan dengan kondisi geografis di Indonesia yang sarana
prasarananya belum memadai sehingga pembelajaran yang dilaksanaakan terkadang
masih awam dengan seiring berkembangya teknologi yang semakin maju. Hal inilah
yang membuat penerapan metode blended learning masih susah untuk diterapkan
dalam pembelajaran di Indonesia. Solusi dari adanya problem ini yaitu perlu adanya
sosialaisasi maupun training teknologi terhadap guru pendidik, pemerataan
jaringan internet, pemberian motivasi belajar serta analisis manfaatn metode
blended learing ini serta pemenuhan sarana prasarana pada tiap sekolah.
Daftar Pustaka :
Triluuqman, Heri dan Anies Erfan Dinarin. 2013. Pengembang E-Learning. Yogyakarta: Deepublish.
Mason, Robin dan Frank Rennie. 2010. E-Learning Panduan Lengkap Memahami Dunia Digitl dan Internet.Yogyakarta:
Pustaka Baca.
Cahyadi, Ferry Dwi,
Suciati, dan Riezky Mata Probosari. 2012. Penerapan
Blended Learning dalam Pembelajarn Biologi Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA 4 Putra SMA RSBI Pondok Pesantren Modern
Islam Assalaam Sukoharjo. Pendidikan Biologi. Vol.4
Hussin, Zaharah, Saedah
Siraj, dkk. 2015. Kajian Model Blended
Learning Dalam Jurnal Terpilih. Jurnal Kurikulum dan Pengajaran Asia
Pasifik. Vol.3
Academia.
Blended Learning dalam Pembelajaran. Diunduh pada (https://www.academia.edu/4950884/Contoh_Jurnal_BLENDED_LEARNING_DALAM_PEMBELAJARAN) pada
hari Jumat 2 Oktober 2015.
Kompas. Perpaduan tatap Muka dan Kuliah
Online. Diunduh pada
(http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/06/11503150/Perpaduan.Tatap.Muka.dan.Kuliah.Online.Melalui.Blended.Learning) pada
hari Jumat 2 Oktober 2015.
Comments
Post a Comment